Selasa, 16 Februari 2016

Debat Rasulullah Dengan Non Muslim

Kisah Debat Rasulullah Dengan Orang Nasrani

Ulama pakar tafsir berkata :
"utusan dari Najran mendatangi Rasulullah shollallohu alaihi wasallam dan jumlah mereka ada 60 orang naik kendaraan, mereka terdapat 14 orang lelaki dari orang orang yang paling mulia diantara mereka, dalam 14 orang tersebut terdapat 3 kelompok yang urusan orang orang Najran diserahkan kepada mereka, yaitu

1. Al'aqib, sebagai pemimpin kaum dan pemimpin musyawarah, hasil keputusan musyawarah tidak keluar kecuali dari pendapatnya, namanya adalah Abdul Masih.
2. As sayyid, imam dan pemimpin perjalanan, namanya adalah Aiham.
3. Abu haritsah bin Alqomah, dia adalah uskup, pendeta, imam dan pemimpin sekolahan mereka, Abu harisah ini orang yang mulia, dia telah mempelajari kitab kitab nasrani hingga bagus ilmunya dalam agama mereka. Raja romawi menghormatinya, menjadikan dia sebagai junjungan dan mendirikan gereja untuknya sebab ilmu dan kesungguhan abu haritsah.

Kemudian mereka mendatangi Rasulullah SAW dan masuk ke masjid ketika beliau ketika sholat ashar. Mereka memakai pakaian jubah pendeta dan mantel yang indah, seindah haris bin ka'ab. sebagian orang dari sahabat Rasulullah yang melihatnya berkata : "Kami belum pernah melihat ada utusan seperti mereka"

Waktu sholat mereka telah dekat, kemudian mereka sholat di masjid Rasulullah, dan Rasul berkata : "Biarkanlah mereka". Kemudian mereka sholat menghadap arah terbitnya matahari.

Setelah itu, As sayyid dan Al 'aqib berbicara kepada Rasulullah, maka Rasulullah berkata kepada keduanya :"Masuklah kalian berdua ke dalam agama islam"
Keduanya berkata : "Kami telah masuk islam sebelum kamu"
Rasululloh : "Kalian berdua bohong, doa kalian bahwa Allah mempunyai anak, sembahan kalian salib dan babi makanan kalian telah mencegah keislaman kalian."
Keduanya berkata : "Jika isa bukan anak Allah, lalu siapakah ayahnya ?" 

Kemudian mereka semua mendebat Rasulullah dalam masalah Nabi Isa.

Nabi shollallahu alaihi wasallam berkata : "Bukankah kalian sudah tahu bahwa seorang anak tidak akan ada kecuali dia menyerupai ayahnya ?"
mereka berkata : " Benar "

Nabi : "Bukankah kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita maha hidup dan tidak mati, sedangkan Isa memiliki sifat fana' /rusak ? "
"Benar" jawab mereka.

Nabi : "Bukanlah kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita adalah dzat yang berdiri sendiri/tidak membutuhkan orang lain, menjaga segala sesuatu dan meberikannya rizki ?"
"Benar" jawab mereka.

"Apakah Isa memiliki sesuatu dari hal itu ?" tanya Nabi.
mereka menjawab : "Tidak"

kemudian Nabi berkata : "sesungguhnya Tuhan kita membentuk Isa di dalam rahim sesuka-Nya, dan Tuhan kita tidklah makan, tidak minum dan tidak membuang kotoran."
mereka berkata : " Benar "

Nabi : "Bukankah kalian sudah tahu bahwa Isa di gendong oleh ibunya sebagaimana perempuan yang menggendong kemudian meletakkannya sebagaimana seorang perempuan meletakkan anaknya, kemudian diberi makan sebagaimana bayi yang di suapi, kemudian makan,minum dan buang kotoran ?
mereka berkata : " Benar "

Nabi : "jika semua itu benar, lalu mengapa Isa menjadi sebagaimana yang kalian sangkakan?" 
kemudian mereka semua diam saja.
Lalu Allah azza wajalla menurunkan permulaan surat ali imran sampai lebih dari 80 ayat 

wallohu a'lam.

Selasa, 09 Februari 2016

Al-Quran, Satu-Satunya Kitab Suci Yang Bisa Dihafal

Mengapa?

Al-Quran

Karena ayat-ayat Al-Quran bukan produk buatan manusia. Manusia tidak akan pernah mengetahui kadar kemampuan manusia lainnya, namun Allah Maha mengetahui kadar kemampuan manusia. Allah menurunkan Al-Quran pasti telah mengetahui bahwa manusia akan sanggup menerimanya, dan Allah menjamin kemurnian dan kesucian Al-Quran selama-lamanya, salah satunya dengan kesanggupan manusia untuk menghafal keseluruhan ayat Al-Quran yang jumlahnya lebih dari 6000 ayat. Subhanallah...

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (QS. Al-Hijr:9)

Minggu, 07 Februari 2016

Shalat Itu Sempurna



Sudah berapa lama terapi diri yang kita jalani? Sudah berapa lama dan bagaimana berat fokus meditasi yang kita lalui? Sudah berapa afirmasikah yang kita ucapkan? akan tetapi sudahkah kita memperbaiki shalat kita?

Terapi diri, meditasi, afirmasi tujuannya untuk mencapai cita-cita, mewujudkan impian, memperoleh ketenangan bathin, membahagiakan diri. Padahal sebenarnya shalat sudah sempurna. 

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS Al-Baqarah 45). Dan sebaik-baiknya Penolong adalah Allah SWT.

Sumber: http://www.shalatdahsyat.com/2013/05/shalat-itu-sempurna.html

Senin, 25 Januari 2016

Makna Huruf hijaiyah

Seorang Yahudi mendatangi Rasulullah, seraya bertanya, “Apa makna huruf hijaiyah?”.
Huruf Hijaiyah

Rasulullah berkata kepada Ali bin Abi Thalib, “Jawablah pertanyaannya, wahai Ali!”. Kemudian Rasulullah saw berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia berhasil dan bantulah dia.”
Ali berkata, “Setiap huruf hijaiyah adalah nama-nama Allah.” Ia melanjutkan:
Alif (ا): Ismullah (nama Allah), yang tiada Tuhan selain-Nya. Dia selalu hidup, Maha Mandiri dan Mahakuasa.
Ba’ (ﺏ): al Baqi’ (Mahakekal), setelah musnahnya makhluk.
Ta (ﺕ): al Tawwab (Maha Penerima Taubat) dari hamba-hamba-Nya.
Tsa’ (ﺙ): al Tsabit (Yang Menetapkan) keimanan hamba-hamba-Nya.
Jim (ﺝ) : Jalla Tsanauhu (Yang Mahatinggi Pujian-Nya), kesucian-Nya, dan nama-nama-Nya yang tiada berbatas.
Ha’ (ﺡ): al Haq, al Hayyu, wa al Halim (Yang Mahabenar, Mahahidup, dan Mahabijak).
Kha (ﺥ): al Khabir (Yang Mahatahu) dan Mahalihat. Sesungguhnya Allah Mahatahu apa yang kalian kerjakan.
Dal (ﺩ): Dayyanu yaumi al din (Yang Mahakuasa di Hari Pembalasan).
Dzal (ﺫ): Dzu al Jalal wa al Ikram (Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).
Ra (ﺭ): al Rauf (Mahasayang).
Zay (ﺯ): Zainul Ma’budin (Kebanggaan Para Hamba).
Sin (ﺱ): al Sami al Bashir (Mahadengar dan Mahalihat).
Syin (ﺵ): Syakur (Maha Penerima ungkapan terima kasih dari hamba-hamba-Nya).
Shad (ﺹ) : al Shadiq (Mahajujur) dalam menepati janji. Sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji-Nya.
Dhad (ﺽ): al Dhar wa al Nafi (Yang Menangkal Bahaya dan Mendatangkan Manfaat).
Tha (ﻁ): al Thahir wal al Muthahir (Yang Mahasuci dan Menyucikan).
Zha (ظ): Zhahir (Yang Tampak dan Menampakkan Kebesaran-Nya).
‘Ain (ﻉ): al ’Alim (Yang Mahatahu) atas segala sesuatu.
Ghain (ﻍ): Ghiyats al Mustaghitsin (Penolong bagi yang memohon pertolongan) dan Pemberi Perlindungan.
Fa (ف): Yang Menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
Qaf (ﻕ): Yang Mahakuasa atas makhluk-Nya.
Kaf (ﻙ): al Kafi (Yang Memberikan Kecukupan) bagi semua makhluk, tiada yang serupa dan sebanding dengan-Nya.
Lam (ﻝ): Lathif (Mahalembut) terhadap hamba-hamba-Nya dengan kelembutan khusus dan tersembunyi.
Mim (ﻡ): Malik ad dunya wal akhirah (Pemilik dunia dan akhirat).
Nun (ن): Nur (Cahaya) langit, cahaya bumi, dan cahaya hati orang-orang beriman.
Waw (ﻭ): al Wahid (Yang Mahaesa) dan tempat bergantung segala sesuatu.
Haa (ه): al Hadi (Maha Pemberi Petunjuk) bagi makhluk-Nya. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan memberikan petunjuk.
Lam alif (لآ): lam tasydid dalam lafadz Allah untuk menekankan keesaan Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Ya (ﻱ): Yadullahbasithun lil khalqi (Tangan Allah terbuka bagi makhluk). Kekuasaan dan kekuatan-Nya meliputi semua tempat dan semua keberadaan.
Rasulullah saw bersabda, ”Wahai Ali, ini adalah perkataan yang Allah rela terhadapnya.” Dalam riwayat dijelaskan bahwa Yahudi itu masuk Islam setelah mendengar penjelasan Sayyidina Ali.

Sabtu, 23 Januari 2016

Sudahkah Kita Khusyuk?

Sholat yang khusyuk adalah sholat yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh, iklhas dan penuh kesadaran dalam rangka mengabdi pada Allah. Sholat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Khaliknya. 


Sebagian besar umat Islam merasakan sholat hanya sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi. Mereka menyangka sholat itu adalah untuk kepentingan Allah, bukan untuk kepentingan dirinya. Kadang kala mereka melakukan sholat dengan malas dan rasa terpaksa. Mereka sholat sekedar memenuhi kewajiban agama saja.



Sholat adalah sarana untuk beridialog yang disediakan Allah bagi seorang hamba yang membutuhkanNya, oleh karena itu Allah melarang seseorang mengerjakan sholat dalam keadaan mabuk , hingga ia mengerti apa kalimat yang diucapkannya didalam sholat.


Khusuk


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,….(An Nisa 43)



Dalam hadist lainya Rasulullah juga mengingatkan :


"Yang pertama-tama diangkat dari umat ini ialah khusyu, sehingga tidak terlihat seorangpun yang khusyu". (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)


Sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan benar akan memberikan efek positif baik untuk jasmani maupun rohani serta dalam kehudupan sehari hari yang segera bisa dirasakan didalam sholat maupun setelah selesai sholat antara lain:

    Gerakan sholat yang benar akan memperbaiki aliran darah dan memperbaiki metabolisme tubuh.
    Bernapas dalam dan teratur didalam sholat akan meningkatkan kadar oxigen didalam darah
    Gerakan rukuk, sujud dan berdiri yang dilakukan dengan tenang dan perlahan , memberikan suasana relaks pada tubuh
    Doa yang dibaca didalam sholat akan memberikan dampak positip bagi kesehatan dan kebugaran tubuh (Do,a al Fatihah dan duduk iftirash)
    Dalam jangka panjang tubuh menjadi sehat, kuat dan memiliki daya tahan tinggi terhadap serangan berbagai penyakit medis dan non medis.
    Doa yang dibaca dalam sholat memberi efek positip bagi jalan hidup antara lain dimudahkan semua urusannya, dijauhkan dari berbagai kesialan dan kemalangan, dicukupkan semua hajat dan kebutuhannya, dilindungi dari berbagai bahaya , fitnah dan kejahatan mahluknya yang terlihat maupun tidak terlihat.
    Dampak positip pada rohani antara lain memiliki daya tahan tinggi terhadap berbagai musibah, bencana dan kesulitan yang datang menghadang.
    Bebas dari perasan tertekan dan stres yang berkepanjangan


Orang yang beres sholatnya akan mendapat keuntungan akhirat antara lain:

    Menerima kitab catatan amal dari arah kanan
    Dihisab dengan hisab yang mudah
    Tubuhnya dipenuhi dengan cahaya yang menerangi sekitarnya dipadang mahsyar
    Memiliki wajah putih berseri dihari berbangkit
    Melewati jembatan ashirat secepat kilat
    Dimasukan kedalam taman syurga dan mendapat penyambutan penghormatan dari para malaikat penjaga syurga.

Orang yang menyia- nyiakan dan tidak beres sholatnya akan mendapatkan kerugian antara lain :

·Menerima kitab amalan dari arah belakang

·Dihisab dengan hisab yang sulit

·Ditempatkan ditempat yang sulit dipadang mahsyar

·Wajahnya hitam legam muram penuh kegelapan

·Melewati ashirat dengan susah payah , bahkan terperosok ke lembah neraka

·Dilemparkan ke dalam Neraka yang panas membara, diberi makan pohon zaqum (duri) dan diberi minum air yang mendidih dan nanah.




Rabu, 20 Januari 2016

Sholat Subuh - Tolak Ukur Keimanan Anda

Sesungguhnya segala puji-pujian hanya layak bagi Allah Azza Wajalla, shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Nabi kita, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Kondisi mengkhawatirkan yang terjadi pada kebanyakan umat Islam pada hari ini adalah gejala meninggalkan shalat Subuh dan meninggalkan shalat Subuh berjamaah di Masjid. Meskipun diketahui bahwa melakukan shalat Subuh khususnya di Masjid secara berjamaah memiliki manfaat yang besar di sisi Islam untuk membangun kekuatan Iman namun kini banyak yang mengabaikannya, bahkan diantara mereka yang mendukung perjuangan Islam pun banyak yang tidak mampu untuk bangun awal mengerjakan shalat Subuh di Masjid.

Kondisi ini disebabkan dari kebiasaan terjaga lewat malam apakah karena melakukan kegiatan seperti menonton televisi, berolahraga, makan-makan atau mengobrol hal-hal yang tidak bermanfaat. Inilah yang sering menyebabkan umat Islam terjaga sampai larut malam sampai menyebabkan mereka kehilangan keberkahan yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW di awal pagi. Jika kita lihat generasi umat Islam dimasa lalu, mereka sangat peduli soal tidur awal agar mereka dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan ibadah dan lantas bekerja di awal pagi dengan kondisi yang segar dan sehat. Oleh karena itu tidak mengherankan banyak cerita kita dengar mengenai kehidupan generasi masa lalu di kalangan kakek, nenek dan moyang kita yang selalu sehat dan bertenaga disiang hari. Jarang sekali kita dengar mereka terserang penyakit atau tekanan perasaan seperti yang terjadi pada kebanyakan orang pada masa ini. Oleh karena itulah Nabi SAW bersabda:

اللهم بارك لأمتي في بكورها

Artinya: "Ya Allah! Berkatilah ummat ku diwaktu paginya ". Hadis riwayat Ahmad

Sholat Subuh


Untuk membantu sahabat-sahabat untuk bangun awal diwaktu pagi supaya bisa bertahajjud, shalat sunat dua rakaat sebelum subuh dan shalat subuh berjamaah di Masjid, di sini dikutip beberapa metode yang sedikit-sebanyak dapat membantu.

Metode membantu diri untuk mudah bangun pagi adalah:

1) Tidur lebih awal:

Menjadi kebiasan mereka yang tidur lebih awal akan bangun awal dan sebaliknya. Oleh karena itu adalah makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya dan berbicara yang tidak berguna serta membuang waktu berikutnya sampai menyebabkan tidur lewat. Namun, ada kondisi yang dikecualikan untuk tidur lewat sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam uraiannya kepada Sahih Muslim. Katanya: Sebab dimakruhkan berbicara setelah shalat isya adalah yang menyebabkan terjaga malam dan dikhawatirkan akan menyebabkan tertidur nyenyak sampai tertinggal qiamullail atau lewatkan solat Subuh pada waktunya atau waktu yang afdhalnya dan adalah makruh berbicara setelah shalat Isya yaitu dalam hal-hal yang tidak ada kemaslahatan, adapun jika pada hal yang ada maslahat dan kebaikan maka tidaklah makruh, seperti mempelajari ilmu, membicarakan kisah orang-orang saleh, mengobrol dengan tamu, berkomunikasi dengan dengan anggota keluarga untuk mempererat hubungan kekeluargaan, mengobrol dengan orang bepergian untuk menjaga harta dan diri mereka, berkomunikasi dalam urusan mendamaikan antara manusia dan membantu mereka dalam hal kebaikan, menyeru kepada kebaiakan dan mencegah kemungkaran, menunjukkan kepada kemaslahatan dan yang sejenisnya, semua itu tidaklah termasuk dalam hal makruh ".

Bagi seorang Muslim yang perihatin dia berjaga malam adalah karena aktivitas perjuangan dan ibadah dan bukan karena perbuatan yang tidak bermanfaat, dan jika sekiranya dia lewat tidurpun dia tetap berusaha dan memastikan bangun awal untuk ke Masjid shalat berjamaah subuh.

2) Memelihara adab tidur:

Kunci kedua untuk mudah bangun di waktu subuh adalah memelihara amalan sunnah ketika tidur di waktu malam. Yaitu dengan berwudhu, ketika di atas pembaringan duduk sambil menyatukan kedua telapak tangan dan meniupkan ke atasnya setelah membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian di sapu ke seluruh badan dan tidur dengan membaca doa sebelum tidur. Bagi mereka yang sulit bangun pagi, harus memohon bantuan dari anggota keluarga, teman atau tetangga untuk membantu membangunkan untuk bangun di pagi hari atau menyediakan jam weker. Bagi mereka yang sudah terbiasa bangun awal di waktu subuh biasanya tidak menjadi masalah untuk bangun awal karena secara fitrah dia akan bangun pada waktu dan tidak perlu ke faktor eksternal untuk melakukannya karena tampaknya ia senantiasa dibantu oleh para Malaikat untuk bangun.

Kemudian setelah terjaga harus membaca doa dan janganlah sekali-kali melanjutkan tidur karena akan menyebabkan melewatkan waktu subuh.

3) Penuhi dada dengan Iman dan amal saleh:

Keimanan yang kuat adalah merupakan pendorong utama bagi seseorang melakukan sesuatu yang sulit. Mengerjakan qiamullail dan shalat Subuh di Masjid adalah suatu praktek yang sulit dan tidak dapat dilakukan kecuali oleh mereka yang benar-benar yakin kepada janji kebaikan dari Allah Ta'ala. Justru untuk meningkatkan keimanan dalam dada, seseorang harus menambahkan amalannya dengan banyak melakukan kebaikan, karena dengannya hati seseorang itu akan menjadi suci dan bersih yang memudahkan untuk suburnya Iman. Sebaliknya hati yang kotor akan menjadi keras dan kekerasan hati adalah menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan amal ibadah yang sulit seperti shalat Subuh berjamaah di Masjid dan qiamullail. Hati bisa menjadi keras karena dikotori oleh sifat-sifat mazmumah seperti rasa dengki, ujub dan riak atau karena makan dari sumber yang tidak halal.

4) Menjauhi perbuatan maksiat:

Maksiat adalah penghalang dalam melaksanakan solat Subuh dan mengerjakannya di Masjid. Justru harus kita selalu menjauhi segala maksiat. Seperti yang bersumber dari mata yaitu melihat hal yang haram seperti melihat aurat wanita, baik melalui televisi atau internet. Juga yang berasal dari lidah yaitu perbuatan menghujat, menghina, mengumpat dan menebar fitnah. Juga yang berasal dari telinga seperti mendengarkan hiburan-hiburan ilegal dan umpatan serta fitnah. Mereka yang melakukan maksiat sering sulit untuk bangun shalat Subuh atau ke Masjid karena melemahkan naluri beramal soleh dan mengikis keyakinan kepada janji-janji kebaikan dari Allah Ta'ala. Mata, lidah dan telinga harus digunakan untuk melihat, membaca dan mendengar hal kebaikan seperti al-Quran, al-Hadis, ceramah dan lain-lain.

5) Mengetahui kelebihan shalat Subuh dan fadhilat mengerjakannya di Masjid

Harus mengetahui kelebihan dan keistimewaan dalam solat subuh dan mengerjakannya di Masjid karena dengan mengetahuinya barulah seseorang terdorong untuk bersemangat dan ikhlas melakukannya. Utsman bin 'Affan ra meriwayatkan bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Yang artinya : "Barangsiapa yang sholat Isya secara berjamaah seumpama bangun mengerjakan qiam separuh malam dan barangsiapa mengerjakan shalat Subuh secra berjamaah seumpama dia solat keseluruhan malam ". Hadis riwayat Imam Muslim.

Ibnu Mas 'ud ra meriwayatkan telah diceritakan kepada Rasulullah SAW berkenaan dengan seorang pria yang tidur di malam hari sehingga melewati waktu Subuh, maka beliau SAW bersabda:

ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ أَوْ أُذُنَيْهِ

Artinya: Pria tersebut telah dikencingi oleh setan di telinganya (atau kedua telinga). Hadis riwayat Imam Al-Bukhari.

Menurut Imam Al-Qurtubi kencing setan adalah kencing yang hakiki dan bukan hanya simbolis. Sebab itu ada kalanya kita bisa kenal mereka yang tidak shalat Subuh karena wajahnya yang suram akibat dari kencing setan, berbeda dengan mereka yang bangun solat Subuh di awal pagi.

Kebesaran dan keagungan shalat Subuh berjamaah di Masjid harus dimasukkan ke dalam hati karena ia akan menangkis bisikan setan yang selalu membisikkan supaya meninggalkannya. Bagi para ulama dan ustaz pula harus menanamkan rasa malu dan bersalah yang amat sangat jika tidak hadir untuk shalat Subuh berjamaah karena dia adalah contoh bagi jamaah lainnya.

6) Mengetahui dampak meninggalkan solat subuh / shalat berjamaah subuh.

Setan selalu berusaha menghalagi orang yang beriman untuk mendapatkan keuntungan di waktu subuh dengan mencegahnya bangun tidur. Nabi SAW bersabda: ((Setan mengikat / membelenggu tengkuk di antara kamu yang tidur dengan tiga ikatan. Dia memukul di atas tiga ikatan (sambil berkata): Malam masih panjang, lanjutkan tidur! Jika dia bangun lalu berdzikir menyebut nama Allah Taala maka lepaslah satu iakatan, jika dia berwudhu terlepaslah ikatan berikutnya dan jika dia shalat maka terlepaslah semua ikatan. Maka pagi itu dia akan fit dan baik jiwanya, jika tidak dia akan menjalani waktu pagi dalam keadaan jelek dan malas)). HR Al-Bukhari.

Waktu setelah shalat Subuh adalah saat banyaknya kebaikan dan keberkahan, karena itulah Nabi SAW berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا

Maksudnya: Ya Allah berkahilah ummatku di pagi hari! HR Al-Tirmidzi.

Oleh sebab itu kita lihat mereka yang berhasil dalam urusan dunia mereka seperti berdagang, beternak atau bertani memulai kerja mereka di awal pagi karena rezki terbuka luas diwaktu tersebut. Begitulah juga dalam urusan akhirat pagi hari adalah saat yang paling baik menambah amal ibadah. Jadi mereka yang menyiakan waktu tersebut dengan tidur atau istirahat-istirahat saja sebenarnya telah mendapat kerugian dalam hidup mereka.

Selain keuntungan dalam kerja dan ibadah, mereka yang bangun awal juga mendapat kebaikan dari sudut kesehatan karena udara yang dihirup di waktu subuh adalah udara yang segar dan akan hilang kesegarannya ketika terbitnya matahari. Kesegaran udara di pagi hari ini akan mencerdaskan otak, mendamaikan jiwa dan menguatkan fisik.

7) Menjauhi sifat munafiq.

Kehadiran diri ke Masjid di waktu subuh adalah merupakan bukti kekuatan iman seseorang Muslim dan bebasnya diri dari sifat munafiq karena itu adalah waktu paling sulit untuk melaksanakan ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةَ عَلَى المـُـنَافِقِيْنَ صَلَاةُالعِشَاءِ وَالفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Maksudnya: ((Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi mereka yang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh, kalaulah mereka tahu kelebihan keduanya niscaya mereka akan datang melaksanakannya meskipun dalam kondisi merangkak)) HR Al-Bukhari dan Muslim.

Abdullah bin Mas 'ud ra berkata: "Engkau telah melihat kami dan tidak meninggalkannya (shalat Subuh) melainkan munafiq yang dimaklumi sifat nifaqnya". Riwayat Muslim, Abu Daud, Al-Nasai dan Ibnu Majah.

Ibnu Umar ra berkata: "Apabila kami menemukan ada pria yang tidak hadir shalat (di Masjid) pada waktu fajar (subuh) dan Isyak kami akan berburuk sangka terhadapnya". Riwayat Al-Bazzar, Al-Tobrani dan Ibnu Khuzaimah.

Jadi jika Anda ingin mengukur iman seseorang maka ia bisa diukur dengan kondisi shalat Subuhnya. Jika dia seorang yang sangat memelihara shalat Subuh dan melaksanakannya secara berjamaah di Masjid maka itu menjadi bukti kekuatan imannya. Namun jika sebaliknya, dia sangat malas berjamaah di Masjid waktu subuh maka itu adalah pertanda imannya yang bermasalah serta kekerasan hatinya. Ia juga menunjukkan ketundukannya kepada hawa nafsu dan kekalahannya kepada bisikan setan. Seseorang yang mampu bangun untuk pergi berjamaah di waktu Subuh adalah bukti kekuatan iman seseorang karena dia telah menang dalam perang dengan hawa nafsu dan hasutan setan supaya terus tidur.


Sumber:http://www.detikislam.blogspot.co.id

Senin, 18 Januari 2016

Apakah Islam Mengenal Dosa Waris?

Menghukum orang lain yang tidak/ belum tentu bersalah karena kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, tidak dibenarkan dalam Islam

Allah Ta'ala berfirman:
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” (QS. Al-An’am: 164)

Yang dinamakan adil, hukuman tindakan kejahatan dikenakan pada pelakunya saja tidak pada yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah: 194)



Ayat di atas cukup menjelaskan bahwa Allah Maha Adil, tidak akan dipikul dan dihukum seseorang karena dosa yang dilakukan oleh orang lain, terutama dosa waris nenek moyang sampai turun ke anak cucu dan keturunannya. Ajaran memikul dosa orang lain sama saja dengan melunturkan sifat Maha Adil Allah.

Ibnu Katsir menerangkan pula dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim bahwa demikianlah balasan, hukum dan keadilan dari Allah. Setiap orang akan dibalas sesuai dengan amalan yang ia perbuat. Jika amalan tersebut baik, maka kebaikan yang akan dibalas. Jika yang diperbuat jelek, maka jelek pula yang dibalas. Ingatlah, seseorang tidak akan memikul dosa yang diperbuat oleh orang lain. Itulah keadilan Allah Ta’ala.